Bank............

Bank Kaum Miskin (2)
Filed under: Kecerdasan Emosi, Kecerdasan Power, Kecerdasan Intelektual, Profil, Kiat
“Beri tepuk tangan untuk kawan kita, teladan perjuangan melawan kemiskinan.”
Hugo Cavez, Presiden Venezuela
Seraya berekspansi, kami pantau kemajuan para peminjam melalui siklus pinjaman berturutan. Kebanyakan, besaran pinjaman mereka meingkat sejalan pertumbuhan bisnis dan meningkatnya kepercayaan dirinya. Beberapa peminjam yang paling dinamis menggunakan laba yang didapatnya untuk membangun rumah baru atau memperbaiki rumahnya sekarang. Tiap kali saya mengunjungi sebuah desa dan melihat sebuah rumah dibangun dari laba usaha yang dibiayai Grameen, saya merasa tergetar, meski saya masih menyesal karena ada banyak peminjam lainnya yang tidak mampu melakukan investasi besar macam itu.
Tahun 1984, saya lihat iklan Bank Sentral bangladesh yang mengumumkan rencana pembiayaan baru untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) di wilayah pedesaan. Menanggapi iklan itu, Grameen Bank mengajukan ke Bank Sentral permohonan bantuan untuk mengenalkan program KPR ke peminjam. Kami jelaskan bahwa kami dibatasi oleh kondisi para peminjam kami yang sangat sederhana, yang tidak bisa membayar uang sebesar yang disebutkan dalam iklan Bank Sentral. Para peminjam kami tidak bisa meminjam 75.000 taka (sekitar AS$2.000), tetapi kami sungguh ingin meminjamkan KPR sejumlah 5.000 taka (AS$125) untuk mereka.
Permohonan kami ditolak. Para staf ahli dan konsultan Bank Sentral memutuskan bahwa apapun yang dibangun dengan harga AS$125 tidak akan memenuhi pengertian struktural sebuah rumah. Secara spesifik mereka nyatakan bahwa rumah macam itu tidak sesuai dengan “jenis rumah di negeri ini”.
Saya protes. “Siapa peduli dengan ‘jenis rumah di negeri ini’?” ujar saya. “Yang kami inginkan adalah atap yang tidak bocor dan ruang kering yang bisa dihuni oleh para anggota kami.”
Kami berusaha agar konsultan-konsultan Bank Sentral bisa melihat sendiri dampak besar kredit rumah yang sangat kecil ini terhadap kondisi para peminjam kami saat ini. Tetapi semua argumentasi kami kandas. Mereka tidak akan mengalah.

0 komentar:

Posting Komentar