Emotional Quotion (Part_2)

Mari kita lihat bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa…

First Story

Seorang miliuner terkaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahon 1980 hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar.
Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu The Art of The Deal dan Surviving at the Top. Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus…ingat depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham property pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat kebalikan. Apa yang terjadi berikutnya..???



Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya. Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$ 3 Miliar. Ia pun berhasil menulis kembali buku terbarunya yang diberi judul “The Art of Comeback”.
Dalam bukunya itu Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan focus dari pada sebelumnya. Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya.
Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi tantangan di depan. Tidak sama halnya dengan kecerdasan otak “IQ”, kecerdasan emosi hadir pada setiap orang dan bisa dikembangkan.
Second Story:
“Anak-anak, coba tuliskan tiga kelebihanmu,” kata seorang pastor yang hari itu menjadi pembimbing retreat bagi anak-anak sekolah dasar. Menit demi menit berlalu namun anak-anak itu seakan masih bingung.
Dengan setengah berakting, sang pastor kemudian bersuara keras : ”Ayo, tuliskan! Kalau ngga, kertasmu saya sobek lo.” Anak-anak manis itu seketika menjadi salah tingkah.
Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salah satu di antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang nurutin kata ibu. Kadang-kadang bantu ibu. Kadang-kadang nyuapin adik makan.”
Penuh rasa penasaran, sang pastor bertanya kepadanya : ”Kenapa tulisnya kadang-kadang?”. Dengan wajah penuh keluguan, sang bocah hanya berkata : ”Emang cuma kadang-kadang, pastor.”
Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang pastor kemudian melanjutkan instruksi berikutnya : ”Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahanmu atau hal-hal yang buruk dalam dirimu.” Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak tampak bersemangat. Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya : ”Tiga saja, pastor?”.”Ya, tiga saja!” jawab pastor. Anak tadi langsung menyambung : ”Pastor, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”.
Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Saya menangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari. Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering mengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.
Third Story
Baru-baru ini, saya dan pacar saya menyaksikan di sebuah televisi swasta pertunjukkan seni dari para penyandang cacat. Kami benar-benar terharu. Ada orang buta yang begitu piawai bermain piano atau kecapi. Pria tanpa lengan dan wanita muda yang tuli dapat menari dengan begitu indahnya. ”Luar biasa, dia bisa menari dengan penuh penghayatan. Yang membuat saya heran, dia kan tuli tapi kok bisa mengikuti irama lagu dengan sangat tepat?”, kata pacar saya terkagum-kagum.
Seorang pria buta yang bernyanyi dengan nada merdu sempat berkata, ”Saudaraku, saya memiliki dua mata seperti Anda. Namun yang ada di depan saya hanyalah kegelapan. Ibu saya mengatakan saya bisa bernyanyi, dan ia memberi saya semangat untuk bernyanyi.”
Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell : ”Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah dibuka untuk kita.” Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita….
Fourth Story
Saya kenal seorang teman yang membenci bosnya karena bosnya itu tidak pernah memberinya kenaikan gaji. Ia pulang ke rumahnya dari kantor dengan kemarahan pada bosnya. Dan, karena tak mampu mengontrol kejengkelannya sewaktu-waktu, ia melemparkan kemarahan itu pada istri dan anak perempuannya. Ia ke tempat tidur tapi tidak dapat tidur karena sementara itu ia merencanakan cara-cara membunuh bosnya. Pagi hari ia bangun dengan keputusan untuk mendamprat bosnya; kemudian ia duduk di kursinya dan mengubur kemarahannya untuk sementara waktu.
Saya kerja lebih keras kok dibayar lebih sedikit? “Tapi si Boss nggak pernah kerja kok dapetnya paling tinggi?”
Begitu tanya Adi ke Budi tentang kegiatan Mr. Cedi, boss mereka. Setelah paham arti kerja efektif, efisien, dan produktif, kini Adi berguru kepada Budi agar bisa menikmati hidup yang lebih hidup.
“Ya, beda lah. Boss kan kerjanya lobbying. Ketawa-ketiwi maen golf, tapi begitu deal, dapetnya gede. Kalau boss nggak dapet deal, kita juga nggak ada kerjaan,” jelas Budi.
“Kerjaan Boss itu punya nilai ekonomis tinggi. Mungkin 10 kali lipat nilai ekonomis kerjaan kita. Makanya walau kerja sedikit, bayarannya gede.”
Akan datang saatnya ketika Anda datang ke tempat tidur dan membanting bantal. Anda sama sekali sendirian dengan pikiran-pikiran Anda sendiri, aset-aset Anda dan kekurangan-kekurangan Anda. Kemudian tanyakan pada diri Anda apa yang Anda lupa lakukan selama hari yang telah berlalu tadi. Apakah Anda lupa tersenyum, setidak-tidaknya sekali sehari? Apakah anda lupa untuk memuji seseorang atas perbuatan baiknya? Atas kata-kata baik yang ia ucapkan? Lupakan bahwa Anda dapat bahagia, bahwa Anda dapat membiasakan kebahagiaan? Apakah Anda melupakan kemarahan, kekesalan, perasaan-perasaan negatif ini yang menjauhkan Anda dari diri Anda dan membuat Anda menjadi kerdil dari sesungguhnya? Lupakah Anda dilahirkan untuk sukses dalam hidup? Apakah Anda lupa bahwa Anda memiliki aset-aset dalam diri Anda yang Tuhan Anda berikan? Apakah Anda lupa bahwa Anda bermartabat karena anda diciptakan sebagai Citra Allah? Apakah Anda lupa untuk bersikap tulus? Apakah Anda lupa untuk memahami kebutuhan orang lain? Apakah Anda lupa untuk berbelaskasihan ? apakah Anda lupa untuk percaya diri? Apakah Anda lupa untuk menerima diri Anda apapun Anda dan tidak mencoba menjadi orang lain? Apakah yang Anda lupakan hari ini? Pikirkanlah satu hal yang tidak Anda ingin lupakan besok. Ini akan membuat Anda relaks dan lebih baik.
Adakanlah pemeriksaan terhadap diri Anda setiap hari. Hal ini menyumbangkan citra diri Anda dan memberi Anda kedamaian pikirin untuk meraih cita-cita esok hari. Lakukan sesuatu yang berarti buat diri anda sendiri maupun orang lain dan Anda akan menpunyai makna buat hidup orang lain.
Jangan mengukur sukses Anda dengan menghitung simbol-simbol prestise Anda dan meniru orang lain, tetapi dengan menghidupkan aspek-aspek mekanisme sukses:
S : Sense of direction (arah tujuan). Anda mesti punya tujuan, suatu keinginan atau cita-cita yang ada dalam berbagai kemampuan anda.
U : Understanding (pengertian).Anda harus memahami kebutuhan-kebutuhan Anda dan orang lain. Mungkin Anda sebuah pulau dalam diri Anda, tetapi Anda sebetulnya “tanah daratan” bersama orang lain.
C : Courage (keberanian). Anda harus memiliki kebe-ranian untuk memanfaatkan kesempatan Anda dalam hidup. Jika Anda berbuat kesalahan, cobalah lagi dan lagi! Renungkanlah kata-kata Alfieri : “Seringkali keberanian teruji bukan untuk mati tetapi untuk hidup”
C : Compassion (rasa belas kasihan). Anda harus punya belas kasih terhadap diri Anda sendiri dan juga orang lain. Anda mesti melihat diri anda dan orang lain dengan mata yang baik jika ingin bahagia dan membuang perasaan-perasaan sepi yang menakutkan. Schopenhauer berkata : “ Belas kasihan adalah dasar dari segala moralitas”
E : Esteem (penghargaan). Jika Anda tidak memiliki rasa hormat atau penghargaan terhadap diri sendiri, tak seorang pun akan memberikan penghargaan pada Anda.Epictetus, filsuf Yunani pernah mengatakan, “Apa yang telah kubuat hilang ; apa yang telah kuberikan kudapatkan.”Ketika Anda menyumbangkan sesuatu untuk hidup Anda, Anda memperbesar rasa harga diri Anda ( sense of worth).
S : Self-acceptance (penerimanaan diri). Anda harus menerima diri Anda sebagaimana Anda adanya. Jangan pernah mencoba menjadi orang lain. George Bernard Shaw mengatakan, “Lebih baiklah menjaga keberhasilan dan kecermelangan diri Anda, karena Anda adalah pintu untuk melihat dunia”. Kita dapat mengatakan, “Lebih baik menjaga kebersihan dan kecermelangan citra diri kita, karena ia pintu untuk melihat dunia ini”.
S : Self-confidence (percaya diri). Anda harus ingat akan kepercayaan dan sukses-sukses yang lalu dalam segala usaha Anda sekarang. Anda mesti berkonsentrasi pada sukses Anda seperti para pemain profesional dalam olahraga. Mereka melupakan saat-saat kalah di masa lalu dan berusaha untuk menang sekarang ini. Anda harus pakai teknik tersebut untuk menjadi juara dalam seni kehidupan ini dengan mengingat bahwa Anda tidak dapat menjadi seorang juara 100% setiap kali.
Sebelumnya saya telah meminta kepada Anda, dan sekarang meminta lagi untuk meluangkan 5 menit tiap hari, masuk ke ruang pikiran Anda. Tentu saja, ini ruang imajiner. Anda seharusnya membayangkan diri Anda sedang duduk di sebuah kursi dan ketika Anda memandang ke luar jendela, Anda melihat sebuah geyser (air mancur panas) melepaskan uap air. Ini simbol Anda sedang membiarkan ketegangan-ketegangan yang telah menekan Anda selama aktivitas sepanjang hari.
Anda harus memeriksa diri Anda. Anda memiliki aset-aset dan kekurangan-kekurangan. Kekurangan Anda adalah ketakutan, kesunyian, kemarahan, dan ketidakpastian. Sedangkan aset-aset Anda adalah iman, pengertian, belas kasihan, dan rasa harga diri.
Kelemahan-kelemahan Anda, emosi-emosi yang destruktif merupakan racun mematikan yang mempengaruhi batin Anda (Anda bagian di bagian dalam). Mereka mengaburkan citra diri Anda. Keraguan dan ketakutan Anda yang tidak berakhir merupakan kekejangan urat dan kerusakan yang tiada akhirnya, suatu kelumpuhan yang tidak akan sembuh. Kemarahan Anda dapat mencaci maki orang lain tetapi terlebih akan mengkianati Anda sendiri.
Di pihak lain, aset-aset pribadi yang terpatri dalam mekanisme sukses Anda tidak hanya memikat citra orang lain tetapi juga citra diri Anda sendiri.
Seperti yang dikatakan Tolstoy, ”Iman adalah kekuatan kehidupan”. Gunakan 5 menit sehari untuk menemukan siapa diri Anda. Temukan bahwa aset-aset pribadi Anda ada di sana untuk Anda dayagunakan, Anda memiliki tanggung jawab moral untuk melakukannya. Lakukan perbaikan citra diri Anda selama 5 menit sehari menjadi iman pribadi Anda yang berharga, yang memaksa Anda bangkit menuju martabat penuh Anda, menjadi diri Anda yang besar ~ Anda yang sungguh-sungguh Anda adanya. Buatlah hal tersebut sebagai tujuan harian Anda sepanjang hidup Anda; mengubah hidup Anda menjadi lebih baik setiap harinya.

0 komentar:

Posting Komentar