UNSUR-UNSUR KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTION)
Kecerdasan emosi memiliki 5 (lima) unsur: (1). Kesadaran Diri (Self- Awareness), (2). Pengaturan Diri (Self-Regulation), (3). Motivasi (motivation), (4). Empati (Empathy), dan (5). Ketrampilan Sosial (Social Skills).
KESADARAN DIRI (SELF-AWARENESS)
Kesadaran diri memusatkan perhatian pada pengenalan ragam emosi dan membangun konsep diri. Menurut Daniel Goleman, ada tiga kemampuan kesadaran diri yang umumnya dimiliki oleh mereka yang berkinerja tinggi, yaitu: Kesadaran emosi (Emotional Awareness), Penilaian diri secara teliti (Accurate Self-Assesment), dan Percaya diri (Self-Confidence).
Kesadaran emosi, yaitu tahu tentang bagaimana pengaruh emosi terhadap kinerja kita, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai kita untuk memandu pembuatan keputusan.
Seseorang dengan kemampuan ini: (a) tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa; (b) menyadari keterkaitan antara perasaan dengan yang mereka pikirkan, perbuat, dan katakan; (c) mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja; dan (d) mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka.
Penilaian diri secara teliti, yaitu perasaan yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan batas-batas pribadi kita, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) sadar tentang kekuatan dan kelemahanya; (b) mau belajar dari pengalaman; (c) terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima perspektif baru; dan (d) mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sediri dengan perspektif yang luas.
Percaya diri, yaitu keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai, dan tujuan kita. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) berani tampil dengan keyakinan diri atau berani menyatakan "keberadaannya"; (b) berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan bersedia berkorban demi kebenaran; (c) mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan.
PENGATURAN DIRI (SELF-REGULATION)
Pengaturan diri, menekankan pada kemampuan mengontrol diri dari hambatan-hambatan emosional yang negative, mengelolanya secara akurat dan bijak agar tetap dapat berfikir jernih dan terfokus. Menurut Goleman, ada lima kemampuan pengaturan diri yang dimiliki oleh orang berkinerja tinggi, yaitu: kendali diri (Self-Control), Dapat dipercaya (Trustworthiness), Kehati-hatian (Conscientiousness), Adaptabilitas (Adabtability), dan Inovasi (Inovation).
Pengendalian diri, yaitu menjaga agar emosi dan impuls yang merusak tetap terkendali. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsive dan emosi-emosi yang menekan; (b) tetap teguh, berfikir positif, dan tidak goyah walaupun dalam situasi yang paling berat; dan (c) berfikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam tekanan.
Dapat dipercaya, yaitu menunjukkan kejujuran dan integritas. Seseorang dengan kecakapan ini akan; (a) bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang; (b) membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan otentisitas; (c) mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak etis orang lain; dan (d) berpegang kepada prinsip secara teguh bahkan bila akibatnya adalah menjadi tidak disukai.
Kehati-hatian, yaitu dapat diandalkan dan bertanggungjawab dalam memenuhi kewajiban. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) memenuhi komitmen dan memenuhi janji; (b) bertanggungjawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka; dan (c) terorganisasi dan cermat dalam bekerja.
Adaptabilitas, yaitu keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan. Seseorang dengan kecakapan seperti ini akan: (a) terampil menangni beragamnya kebutuhan, bergesernya prioritas, dan pesatnya perubahan; (b) siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan; dan (c) luwes dalam memandang situasi.
Inovasi, yaitu bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan dan pendekatan-pendekatan baru, serta informasi terkini. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber; (b) mendahulukan solusi-solusi yang orisionil dalam memecahkan masalah; (c) menciptakan gagasan-gagasan baru, dan (d) berani mengubah wawasan dan mengambil resiko akibat pemikiran baru mereka.
MOTIVASI (MOTIVATION)
Motivasi merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan berbuat sesuatu. Empat kemampuan motivasi yang umumnya dimiliki orang berkinerja tinggi adalah: Dorongan Berprestasi (Achievement Drive), Komitmen (Commitment), Inisiatif (Initiative), dan Optimisme (Optimism).
Dorongan Berprestasi, yaitu dorongan untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) berorientasi pada hasil dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar, (b) menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan, (c) mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik, dan (d) terus belajar untuk meingkatkan kinerjanya.
Komitmen, yaitu menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) siap berkorban demi pemenuhan sasaran lembaga yang lebih penting, (b) merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar, (c) menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan, dan (d) aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok.
Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Seseorang dengan kecakapan ini, akan: (a) siap memanfaatkan peluang, (b) mengejar sasaran lebih daripada yang dipersyaratkan atau diharapkan dari mereka, (c) berani melanggar batas-batas dan aturan-aturan yang tidak prinsip bila perlu agar tugas dapat dilaksanakan, dan (d) mengajak orang lain melakukan sesuatu yang tidak lazim dan bernuansa petualangan.
Optimisme, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan, (b) bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya takut gagal, (c) memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi.
EMPATI (EMPATHY)
Empati menekankan pentingnya mengindra perasaan dari perspektif orang lain sebagai dasar untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat. Jika dalam self awareness terfokus pada pengenalan emosi sendiri, dalam empati perhatiannya dialihkan kepada pengenalan emosi orang lain. Semakin seseorang mengetahui emosi sendiri, semakin terampil ia membaca emosi orang lain. Dengan demikian, empati dapat dipahami sebagai kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain.
Menurut Daniel Goleman, terdapat 5 (lima) kemampuan empati yang umumnya dimiliki oleh star performer, yaitu: Memahami orang lain (Understanding Others), Mengembangkan orang lain (Developing Others), Orientasi pelayanan (Service Orientation), Memanfaatkan keragaman (Leveraging Diversity), dan Kesadaran Politis (Political Awareness).
Memahami orang lain, yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang lain, serta menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. Seseorang dengan kecakapan ini, akan: (a) memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkannya dengan baik, (b) menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain, (c) membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan orang lain.
Mengembangkan orang lain, yaitu mengindra kebutuhan orang lain untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka. Seserang dengan kecakapan ini akan: (a) mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan dan perkembangan orang lain; (b) menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang; (c) menjadi mentor, memberi pelatihan pada waktu yang tepat, dan penugasan-penugasan yang menantang serta memaksakan dikerahkannya ketrampilan seseorang.
Orientasi pelayanan, yaitu mengantisipasi, mengakui dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) memahami kebutuhan pelanggan dan menyesuaikanya dengan pelayanan atau produk; (b) mencari berbagai cara untuk meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan; (c) dengan senang hati menawarkan bantuan yang sesuai; dan (d) menghayati perspektif pelanggan, bertindak sebagai penasehat yang dapat dipercaya.
Memanfaatkan keragaman, yaitu menumbuhkan kesempatan-kesempatan melalui keragaman pada banyak orang. Seseorang dengan kecakapan ini, akan; (a) hormat dan mau bergaul dengan orang-orang dari bermacam-macam latar belakang; (b) memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap perbedaan antar kelompok; (c) memandang keberagaman sebagai peluang, menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maju kendati berbeda-beda; dan (d) berani menentang sikap membeda-bedakan dan intoleransi.
Kesadaran Politis, yaitu membaca kecenderungan social politik yang sedang berkembang. Seseorang dengan kecakapan ini, akan: (a) membaca dengan cermat hubungan kekuasaan yang paling tinggi, (b) mengenal dengan baik semua jaringan social yang penting, (c) memahami kekuatan-kekuatan yang membentuk pandangan-pandangan serta tindakan-tindakan klien, pelanggan atau pesaing, dan (d) membaca dengan cermat realitas lembaga maupun realitas di luar.
KETRAMPILAN SOSIAL (SOCIAL SKILLS)
1. Pengaruh (Influence), yaitu trampil menggunakan perangkat persuasi secara efektif.
2. Komunikasi (Communication), yaitu mendengarkan secara terbuka dan mengirimkan pesan secara meyakinkan.
3. Manajemen Konflik (Conflict Management), yaitu merundingkan dan menyelesaikan ketidaksepakatan.
4. Membangkitkan Inspirasi (Inspiration Movement), yaitu mengilhami dan membimbing individu atau keompok.
5. Katalisator perubahan (Change Catalyst), yaitu mengawali atau mengelola perubahan.
6. Membangun hubungan (Building Bonds), yaitu menumbuhkan hubungan yang bermanfaat.
7. Kolaborasi dan Kooperasi (Collaboration and Cooperation), yaitu kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama.
8. Kemampuan Tim (Team Capabilities), menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.
Ketrampilan Sosial merupakan kemampuan menciptakan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain dengan menampilkan pribadi kita yang utuh dengan apa adanya, bisa menyatakan perhatian dan penghargaan, juga berbagi kekuatan, kelemahan dan harapan kita.
Buatlah daftar orang-orang yang bisa diandalkan. Buatlah daftar perasaan yang dapat kita ekspresikan dengan mudah. Kembangkan diri kita dengan berbicara hal-hal yang biasanya tidak kita ceritakan, juga dengan orang yang biasanya kita tidak bergaul atau berhubungan atau berbagai pendapat.